Sabtu, 05 Mei 2012

Tipe Penghuni Berdasarkan Zona Kelas

"Tempat duduk menentukan prestasi"
Pepatah sesat itu mungkin sudah tidak asing lagi dikepala para mahasiswa kedokteran, dan mungkin pepatah tersebut ada benarnya juga. Nah, sekarang admin @mahasiswaFK akan membahas zona-zona tempat duduk di kelas dan tipe makhluk yang menempatinya

denah kelas kampus yang normal. klik tiap gambar untuk memperbesar
1. Zona Terpisah Alam dan Waktu

Zona ini terletak di luar pintu kelas. Penghuni zona ini adalah:
-Mahasiswa yang telat datang ke kelas dalam keadaan dosen sudah masuk
Biasanya mereka menunggu teman terlambat yang lebih banyak lagi sehingga tidak sendirian bila dijadikan cadaver oleh dosen anatomi. Perbincangan yang sering terjadi di zona ini adalah

"Aku ngetok pintu, kamu yang masuk duluan. OK?"

"Engga ah! Aku aja yang ngetok. Kamu yang masuk duluan!"

atau

"Masuk kelas apa engga nih? Itu dosen yang ngajar killer lagi. Bisa jadi kita dicincang dan dijadikan preparat histologi bila masuk kelas. HIIIIIII!!!!!"

"Serius? Ya udah ah mending kita bolos aja sekalian"

Kamis, 03 Mei 2012

Ospek dengan Cadaver

Reza adalah seorang mahasiswa baru suatu universitas swasta di Jawa. Ia diterima di Fakultas Kedokteran, layaknya mahasiswa baru maka ia diwajibkan untuk mengikuti kegiatan ospek. Ia sudah melalui pengarahan untuk kegiatan ospek nanti, dan keesokan harinya akan menjalani hari pertama sebagai MABA yang diospek.

“Duh, gimana nih? Denger-denger kabar waktu ospek nanti kita disuruh ngehadapin mayat ya?” tanya Reza kebingungan dijalan menuju pulang setelah diberi pengarahan mengenai ospek.

“Ah tenang…” jawab Indra teman SMA-nya dan calon teman seangkatannya di FK “ Paling cuman pengarahan doang ko. Kata kakak kelas kita di SMA sih gitu.”

“Iya sih… tapi tetep aja rada takut”

“Lah kamu muka kaya mayat aja ko malah takut mayat sih?”

“……..”

Sesampainya di rumah ia menyiapkan pakaian dan alat-alat yang disuruh oleh panitia. Kebetulan alat yang diminta tidak aneh-aneh, sehingga ia tak perlu bingung kesana kemari mencari alat permintaan panitia.
Tanpa terasa malam sudah tiba, Reza masih tetap cemas dan kebingungan. Ia sangat takut apabila harus berhadapan dengan mayat, terlebih untuk yang pertama kalinya. Waktu sudah menunjukan pukul 1 malam, palpebra-nya masih tetap tidak mau berkompromi untuk menutup. Sesekali ia kembali mengecek persiapan alat yang dibawa untuk besok apakah ada yang kurang atau tidak. Hingga akhirnya tanpa tersadar ia telah tertidur pulas di lantai kamar.